Perpustakaan ITSKes Insan Cendekia Medika Jombang

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Login Pemustaka
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of PENGARUH PEMBERIAN FILTRAT TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRHIZA) TERHADAP KADAR ENZIM KOLINESTERASE PADA PETANI SPRAYER PESTISIDA DI DESA SUMBERMULYO KABUPATEN JOMBANG
Penanda Bagikan

Text

PENGARUH PEMBERIAN FILTRAT TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRHIZA) TERHADAP KADAR ENZIM KOLINESTERASE PADA PETANI SPRAYER PESTISIDA DI DESA SUMBERMULYO KABUPATEN JOMBANG

Roudlotul Jannah - Nama Orang;

Petani sprayer di Desa Sumbermulyo, Kabupaten Jombang, saat ini menghadapi peningkatan kasus keracunan pestisida akibat penggunaan yang berlebihan. Keracunan pestisida berpotensi mengganggu kesehatan petani, termasuk masalah pada sistem saraf dan kematian. Fenomena ini juga relevan dengan situasi di negara-negara berkembang, seperti Kabupaten Jombang, yang memperlihatkan angka keracunan pestisida yang mengkhawatirkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) sebagai agen protektif untuk mengurangi dampak negatif pestisida pada kesehatan petani sprayer di Desa Sumbermulyo, Kabupaten Jombang.
Penelitian menggunakan pendekatan eksperimental dengan desain pra-post uji kontrol. Sampel penelitian terdiri dari petani sprayer di Desa Sumbermulyo yang dipilih secara acak. Sebelum penelitian dimulai, para responden menjalani uji baseline untuk menentukan kadar enzim kolinesterase awal. Selanjutnya, mereka dibagi menjadi dua kelompok: kelompok perlakuan yang menerima filtrat temulawak dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Pemberian filtrat temulawak dilakukan selama periode tertentu sesuai dengan dosis yang ditentukan. Setelah periode perlakuan selesai, dilakukan uji kadar enzim kolinesterase pada kedua kelompok untuk membandingkan perubahan yang terjadi akibat pemberian filtrat temulawak.
Hasil pengukuran enzim kolinesterase sebelum dan sesudah pemberian filtrat temulawak menunjukkan variasi respons tubuh, dengan beberapa responden menunjukkan peningkatan, penurunan, atau tetap stabilnya kadar enzim. Analisis data menggunakan aplikasi SPSS menunjukkan bahwa pemberian filtrat temulawak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas enzim kolinesterase. Meskipun pada usia yang mirip, terdapat perbedaan respons enzim, yang mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor individu lain yang tidak teridentifikasi.
Pemberian filtrat temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas enzim kolinesterase pada petani sprayer pestisida di Desa Sumbermulyo, Kabupaten Jombang. Oleh karena itu, disarankan agar para petani sprayer selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap saat melakukan penyemprotan pestisida. Selanjutnya, penelitian lebih lanjut dianjurkan dengan jumlah responden yang lebih besar dan identifikasi faktor-faktor individu yang mempengaruhi respons enzim kolinesterase terhadap temulawak.

Kata Kunci: Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza), Kolinesterase, Petani Sprayer, Pestisida.


Ketersediaan
#
My Library 615.3 Jan P
11046
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
615.3 Jan P
Penerbit
Jombang : ITSKes Insan Cendekia Medika Jombang., 2023
Deskripsi Fisik
xx,75 h.,ill ind.,30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
600
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Pestisida
Obat Organik
Temulawak
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
  • PENGARUH PEMBERIAN FILTRAT TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRHIZA) TERHADAP KADAR ENZIM KOLINESTERASE PADA PETANI SPRAYER PESTISIDA DI DESA SUMBERMULYO KABUPATEN JOMBANG
    Petani sprayer di Desa Sumbermulyo, Kabupaten Jombang, saat ini menghadapi peningkatan kasus keracunan pestisida akibat penggunaan yang berlebihan. Keracunan pestisida berpotensi mengganggu kesehatan petani, termasuk masalah pada sistem saraf dan kematian. Fenomena ini juga relevan dengan situasi di negara-negara berkembang, seperti Kabupaten Jombang, yang memperlihatkan angka keracunan pestisida yang mengkhawatirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) sebagai agen protektif untuk mengurangi dampak negatif pestisida pada kesehatan petani sprayer di Desa Sumbermulyo, Kabupaten Jombang. Penelitian menggunakan pendekatan eksperimental dengan desain pra-post uji kontrol. Sampel penelitian terdiri dari petani sprayer di Desa Sumbermulyo yang dipilih secara acak. Sebelum penelitian dimulai, para responden menjalani uji baseline untuk menentukan kadar enzim kolinesterase awal. Selanjutnya, mereka dibagi menjadi dua kelompok: kelompok perlakuan yang menerima filtrat temulawak dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Pemberian filtrat temulawak dilakukan selama periode tertentu sesuai dengan dosis yang ditentukan. Setelah periode perlakuan selesai, dilakukan uji kadar enzim kolinesterase pada kedua kelompok untuk membandingkan perubahan yang terjadi akibat pemberian filtrat temulawak. Hasil pengukuran enzim kolinesterase sebelum dan sesudah pemberian filtrat temulawak menunjukkan variasi respons tubuh, dengan beberapa responden menunjukkan peningkatan, penurunan, atau tetap stabilnya kadar enzim. Analisis data menggunakan aplikasi SPSS menunjukkan bahwa pemberian filtrat temulawak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas enzim kolinesterase. Meskipun pada usia yang mirip, terdapat perbedaan respons enzim, yang mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor individu lain yang tidak teridentifikasi. Pemberian filtrat temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas enzim kolinesterase pada petani sprayer pestisida di Desa Sumbermulyo, Kabupaten Jombang. Oleh karena itu, disarankan agar para petani sprayer selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap saat melakukan penyemprotan pestisida. Selanjutnya, penelitian lebih lanjut dianjurkan dengan jumlah responden yang lebih besar dan identifikasi faktor-faktor individu yang mempengaruhi respons enzim kolinesterase terhadap temulawak. Kata Kunci: Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza), Kolinesterase, Petani Sprayer, Pestisida.
    Other Resource Link
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

Perpustakaan ITSKes Insan Cendekia Medika Jombang
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Pusat Pendidikan Teknologi Sains dan Kesehatan, dengan Moto “ICME THE BEST” ~Intellectuality, Creativity, Morality, Empathy, Trust, Health, Esthethic, Brilliant, Excellency, Spirit dan Totality.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?